Bagaimana Proses Pengolahan Air Limbah
Berdasarkan penelitian yang akan dilakukan, pembahasan mengenai unit pengolahan air limbah yang digunakan akan
difokuskan pada secondary treatment,
yaitu pengolahan secara biologi.
Pengolahan tahap pertama merupakan pengolahan fisis yang menggunakan saringan/screen
untuk memisahkan padatan yang ukurannya relatif besar. Sedangkan, pengolahan kedua merupakan
pengolahan biologis. Prinsip
kerja dari pengolahan ini yaitu menggunakan peranan
dari mikroorganisme yang digunakan untuk mengoksidasi
zat organik yang terkandung dalam air limbah, baik secara aerob maupun anaerob. Proses pengolahan air limbah secara biologis dapat dilakukan pada kondisi aerob (dengan udara), kondisi anaerob
(tanpa udara), atau kombinasi anaerob dan aerob. Pengolahan air limbah biologis secara garis besar dapat dibagi
menjadi tiga sebagai berikut (Said, 2000).
1.
Proses Biologis dengan Biakan Tersuspensi (Suspended Culture)
Proses
biologis dengan biakan tersuspensi adalah sistem pengolahan dengan menggunakan aktivitas
mikroorganisme untuk menguraikan senyawa polutan yang
ada dalam air. Mikroorganisme yang digunakan dibiakkan secara tersuspensi di dalam suatu reaktor.
Beberapa contoh proses pengolahan dengan sistem ini antara lain: proses lumpur aktif standar/konvensional (standard activated
sludge), step aeration, contact stabilization, extended aeration, oxidation ditch (kolam oksidasi sistem
parit), dan lainnya.
2.
Proses Biologis dengan Biakan Melekat (Attached Culture)
Proses biologis dengan biakan melekat
merupakan proses pengolahan limbah
dimana mikroorganisme yang digunakan dibiakkan pada suatu media sehingga mikroorganisme tersebut melekat
pada permukaan media. Proses ini disebut
juga dengan proses film mikrobiologis atau proses biofilm. Beberapa contoh teknologi pengolahan air limbah
dengan cara ini antara lain: trickling filter, biofilter tercelup, reaktor
kontak biologis putar (rotating biological contactor
atau RBC), contact aeration/oxidation (aerasi kontak),
dan lain sebagainya.
Pengolahan air limbah secara biologi dapat dilakukan dalam kondisi aerob (dengan oksigen) dan kondisi anaerob (tanpa oksigen). Perbedaan antara kedua proses tersebut terdapat pada jenis mikroorganisme yang terlibat dalam penguraian bahanorganik dalam air limbah (Lakatos, 2018). Produk akhir dalam pengolahan anaerob akan menghasilkan gas metana, karbondioksida, dan biomassa (Lakatos, 2018). Secara umum, sistem pengolahan aerob lebih cocok digunakan untuk pengolahan limbah ringan (konsentrasi COD <1000 mg/L) dan sistem pengolahan anaerob lebih cocok digunakan untuk pengolahan limbah berat (konsentrasi COD biodegradable >4000 mg/L) (Chan dkk., 2009).
Berdasarkan karakteristiknya, limbah
UMKM termasuk jenis limbah domestik dengan
kategori low strength wastewater, sehingga
pengolahannya secara efektif dapat menggunakan
kondisi aerob. Keunggulan dari pengolahan secara aerob dibandingkan dengan anaerob adalah kemampuan dalam
mendegradasi bahan organik terlarut yang tinggi
dan menghasilkan biomassa yang dapat terflokulasi dengan sempurna, sehingga menghasilkan konsentrasi suspended solid yang rendah pada effluent (Chan et al., 2009).
Post a Comment for "Bagaimana Proses Pengolahan Air Limbah"