Apa Itu Air Limbah dan Jenisnya,Bagaimana Cara Mengetahui Kualitas Air Limbah
Air limbah merupakan air buangan hasil proses industri dan kegiatan sehari-hari yang mengandung bahan-bahan yang dapat membahayakan lingkungan dan kesehatan manusia (Khusnul dan Putu, 2015). Air limbah dapat menimbulkan dampak negatif
apabila jumlah konsentrasinya di lingkungan telah melebihi
ambang baku mutu. Air limbah dapat
diklasifikasikan berdasarkan asal dan konsentrasi kandungan komponen dalam limbah (Tchobanoglous, dkk., 2014; Askari,
2015). Klasifikasi air limbah berdasarkan asalnya adalah sebagai berikut.
2.2.1 1. Air Limbah
Industri
Air limbah industri
berasal dari proses produksi suatu industri yang mengandung
zat-zat sisa reaksi kimia, seperti pelarut organik, padatan terlarut, suspended
solids, dan logam berat yang biasanya sulit diolah (Tchobanoglous, dkk., 2014). Jumlah aliran air limbah yang berasal dari industri bervariasi tergantung dari jenis dan besar-kecilnya skala industri,
pengawasan pada proses industri,
derajat penggunaan air, serta derajat pengolahan air limbah yang ada. Jumlah air limbah yang dihasilkan oleh
industri yang tidak menggunakan proses basah diperkirakan sekitar 50 m3/ha/hari. Sebagai patokan, dapat digunakan pertimbangan bahwa 85 – 95% dari jumlah
air yang digunakan akan menjadi air limbah apabila
industri tersebut tidak menggunakan kembali
air limbahnya. Apabila industri tersebut memanfaatkan
kembali air limbahnya, maka jumlahnya akan lebih kecil lagi (Said, 2017).
2. Air Limbah
Rumah Tangga
Air limbah yang bersumber dari rumah
tangga (domestic waste water) pada umumnya terdiri
dari ekskreta (tinja dan air seni), air bekas cucian
dapur dan kamar mandi, dan
umumnya terdiri dari bahan-bahan organik. Terdapat pula bahan-bahan anorganik seperti
plastik, alumunium, dan botol yang hanyut terbawa
arus air. Bahan pencemar lain dari limbah rumah tangga adalah pencemar
biologis berupa bibit penyakit, bakteri,
dan jamur. Dibandingkan dengan limbah industri, limbah rumah tangga di daerah perkotaan
di Indonesia mencapai 73,4% dari seluruh
limbah yang ada (Nugroho, 2017).
Air limbah domestik sendiri dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu black water dan grey water. Black water merupakan air limbah yang dihasilkan dari aktivitas ekskreta (toilet), sehingga mengandung urin dan feses, sedangkan, grey water merupakan air limbah yang dihasilkan dari aktivitas manusia selain aktivitas toilet. Nilai COD rata-rata dari black water adalah 2.260 mg/L,sedangkan, nilai COD rata-rata dari grey water adalah 588 mg/L (Palmquist, 2015).
Grey
water dihasilkan oleh aktivitas manusia seperti mandi,
mencuci, dan limbah dari dapur dengan
jumlah yang dihasilkan tiap hari berkisar
sekitar 90- 120 L/orang (Morel, 2005; Morel dan
Diener, 2006). Karakteristik kandungan grey water salah satunya tersaji dalam Tabel I.
Tabel I. Karakteristik Grey Water
Sumber: Li et al., 2009
Parameter |
Laundry |
Toilet |
Kitchen Sink |
Mixed |
pH |
7,1-10 |
6,4-8,1 |
5,9-7,4 |
6,3-8,1 |
COD (mg/L) |
231-2950 |
160-633 |
26-2050 |
100-700 |
BOD (mg/L) |
48-472 |
50-300 |
536-1460 |
47-466 |
Total Suspended Solids
(TSS) |
68-465 |
7-505 |
134-1300 |
25-183 |
Air limbah harus diolah terlebih dahulu
sebelum dibuang ke badan air. Baku mutu lingkungan menunjukkan ambang batas/kadar maksimal
suatu komponen yang
diperbolehkan berada di lingkungan agar tidak menimbulkan dampak negatif. Pengolahan air limbah
bertujuan untuk memenuhi standar baku mutu lingkungan yang telah ditetapkan. Standar baku mutu air limbah dari industri sektor makanan sesuai dengan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI No.
5 tahun 2014 (Menteri Negara Lingkungan Hidup, 2014) tersaji dalam Tabel II.
Tabel II. Baku Mutu Air Limbah bagi Usaha dan/atau Kegiatan
Domestik
Parameter |
Baku Mutu (mg/L) |
Biological Oxygen Demand (BOD) |
100 |
Chemical Oxygen Demand (COD) |
100 |
Total Suspended Solids
(TSS) |
100 |
Minyak dan Lemak |
10 |
Amoniak |
10 |
Potential Hydrogen
(pH) |
6-9 |
Kualitas air ataupun air limbah dapat diketahui melalui
kandungan beberapa komponen
di dalamnya. Untuk mengetahui kualitas
air tersebut, diperlukan parameter-parameter yang dapat menunjukkan parameter
atau karakteristik treated
water, antara lain:
a.
Total Suspended Solids (TSS)
Total
suspended solids (TSS) menunjukkan padatan yang tertahan
pada filter dengan ukuran pori tertentu dan dapat menyebabkan deposit padatan
(Tchobanoglous, dkk., 2014). Total solids
(TS) menunjukkan sisa bahan yang tertinggal setelah air mengalami penguapan pada suhu tertentu.
b.
Turbiditas
Turbiditas adalah pengukuran cahaya yang tersebar
dalam cairan akibat kandungan padatan
dalam cairan (Tchobanoglous, dkk., 2014). Turbiditas juga disebut sebagai
tingkat kekeruhan dari suatu cairan yang dapat disebabkan oleh keberadaan lumpur,
pasir, bakteri, atau endapan kimia. Nilai
turbiditas akan semakin tinggi jika intensitas dari cahaya yang tersebar semakin
tinggi. Satuan ukuran untuk pembacaan
turbiditas adalah Nephelometric Turbidity Units (NTU) yang
ditangkap menggunakan cahaya putih
pada sudut deteksi 90o (Tchobanoglous, dkk.,
2014). Tingkat turbiditas yang tinggi dapat mengganggu proses fotosintesis fitoplankton sebagai produsen
makanan bagi rantai makanan di atasnya, mengganggu insang ikan dalam mengambil oksigen, dan mengganggu
kehidupan makhluk hidup di dalam air
tersebut. Berdasarkan penelitian, kenaikan nilai
turbiditas sebesar 25 NTU pada
perairan dangkal seperti danau atau sungai dapat mengurangi produktivitas primer sebesar 13% sampai
50% (Effendi, 2003).
c.
Suhu
Temperatur atau suhu menjadi parameter yang penting dikarenakan pengaruhnya terhadap reaksi kimia, laju reaksi, kehidupan organisme air, dan
penggunaan air dalam berbagai
aktivitas sehari-hari (Tchobanoglous, dkk., 2014). Suhu yang tinggi
juga mengakibatkan oksigen lebih
sukar larut.
d.
Warna
Air bersih pada umumnya tidak berwarna. Air limbah biasanya
berwarna abu-abu kecoklatan, namun, seiring berjalannya waktu, kondisi anaerobik
menyebabkan perubahan air limbah menjadi
hitam. Pada air limbah industri,
warna abu-abu hingga hitam terjadi
akibat pembentukan logam
sulfida dalam kondisi
anaerob (Tchobanoglous, dkk., 2014).
e. Biological Oxygen
Demand (BOD)
Biological Oxygen Demand (BOD) menunjukkan jumlah oksigen yang dibutuhkan mikroorganisme dalam
menguraikan bahan-bahan organik secara
biologi per satuan unit limbah. Selain mengukur kebutuhan oksigen, BOD juga diperlukan dalam menentukan
efisiensi suatu proses pengolahan limbah dan kapasitas unit pengolahan limbah
(Tchobanoglous, dkk., 2014).
f. Chemical Oxygen Demand (COD)
Chemical Oxygen Demand (COD) menunjukkan
jumlah oksigen yang dibutuhkan
mikroorganisme dalam mengoksidasi bahan-bahan organik secara kimia
(Tchobanoglous, dkk., 2014). Beberapa bahan organik yang tidak terdegradasi secara biologis akan
terdegradasi melalui proses oksidasi secara kimiawi
(Kasam et al, 2005). Kadar COD dalam air limbah akan semakin menurun
apabila konsentrasi bahan organik dalam air limbah semakin berkurang.
g. Derajat Keasaman
(pH)
Derajat keasaman merupakan suatu indeks
yang menunjukkan tingkat keasaman atau kebasaan suatu larutan. Air yang memenuhi
syarat berada pada rentang pH 6,5-7,5 (Tchobanoglous, dkk., 2014). Apabila
nilai pH berada di bawah pH normal, maka air
tersebut bersifat asam, sedangkan air yang
memiliki nilai pH di atas pH normal bersifat basa. Kondisi asam atau basa pada air limbah dapat mempengaruhi
kondisi operasi sehingga menjadi tidak optimal (Tchobanoglous, dkk., 2014).
Post a Comment for "Apa Itu Air Limbah dan Jenisnya,Bagaimana Cara Mengetahui Kualitas Air Limbah"