Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
Blogger Jateng

Penyusunan Anggaran dalam Manajemen Perusahaan

 Organisasi yang baik tentu saja harus terlebih dahulu membuat perencanaan dan proyeksi kegiatan ke depannya, sehingga arah tujuan yang akan dicapai dapat lebih awal terdefinisikan sehingga memudahkan pihak-pihak terkait untuk bekerja sama mencapai tujuan tersebut. Salah satu bentuk perencanaan yang sangat penting untuk dibuat yaitu perencanaan keuangan. Perencanaan keuangan ini yang selanjutnya dikenal dengan istilah anggaran. Anggaran dapat didefinisikan sebagai suatu rencana yang diungkapkan secara kuantitatif dalam unit moneter, untuk periode waktu tertentu. Anggaran disusun untuk memberikan jaminan bahwa rencana yang sudah dibuat dapat dilaksanakan dengan besaran biaya yang sudah diperhitungkan.

Berikut ini adalah beberapa karakteristik utama dari sebuah anggaran:

1. Anggaran mengestimasi tingkat laba potensial dari suatu unit usaha;

2. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan;

3. Anggaran umumnya meliputi periode waktu satu tahun;

4. Anggaran merupakan komitmen manajemen;

5. Anggaran ditelaah dan disetujui oleh pimpinan organisasi;

6. Anggaran yang sudah ditetapkan hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu;

7. Anggaran dapat digunakan sebagai pembanding dengan kinerja keuangan aktual.

Anggaran berperan sebagai alat untuk membantu manajemen dalam melaksanakan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan yang terutama ditinjau dari sisi keuangan. Sehingga anggaran dapat menjadi sebuah alat yang sangat bermanfaat untuk membuat pelaksanaan kegiatan organisasi yang efektif dalam jangka pendek. Di samping itu dengan adanya sebuah sistem anggaran yang baik, hal ini akan berguna untuk membuat pimpinan organisasi dalam mengambil langkah-langkah strategis yang tepat sesuai dengan kondisi yang terjadi. Beberapa kegunaan lain dari sistem anggaran adalah sebagai berikut.

1. Memperjelas perencanaan strategis yang sudah dibuat. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa anggaran merupakan tindak lanjut dari sebuah perencanaan strategis, yang dituangkan dalam bentuk pembagian sumber daya keuangan. Sehingga keberadaan anggaran ini dapat memperjelas pihak-pihak terkait mengenai seberapa besar tujuan yang dituju berkaitan dengan pengorbanan keuangan yang dikeluarkan.

2. Sebagai alat koordinasi dan komunikasi antar-lini organisasi. Pada saat penyusunan anggaran ini biasanya seluruh pihak yang terkait akan dikumpulkan untuk merumuskan proporsi anggaran masing-masing. Sehingga pihak terkait tersebut dapat berkoordinasi mengenai langkah pencapaian tujuan dan kerja sama yang akan dilakukan.

3. Sebagai bentuk pembagian tanggung jawab untuk manajemen. Anggaran yang telah disetujui seyogianya mempertegas pembagian tanggung jawab setiap lini organisasi yang terkait. Di samping itu juga digunakan untuk mempertegas pengotorisasian pembelanjaan anggaran masing-masing.

4. Sebagai dasar untuk evaluasi kinerja. Anggaran yang telah disetujui bersama adalah sebuah komitmen kerja manajemen dalam pencapaian tujuannya. Sehingga di kemudian hari komitmen tersebut akan dibandingkan dengan pencapaian sebenarnya di akhir periode. Sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu dasar pimpinan organisasi untuk menilai apakah kinerja lini operasional organisasi sudah berjalan dengan optimal atau belum.


Prinsip penyusunan anggaran merupakan kombinasi dari rencana dan proyeksi kinerja organisasi dengan menggunakan berbagai asumsi yang dapat diprediksi. Anggaran dibagi menjadi dua bagian utama yaitu anggaran yang bersifat pendapatan dan anggaran pengeluaran/biaya. Kategori anggaran yang berhubungan dengan kegiatan operasional langsung organisasi dapat dibagi menjadi lima bagian (Anthony dan Govindarajan, 2007), yaitu:

1. Anggaran pendapatan. Anggaran pendapatan merupakan perhitungan perencanaan pendapatan dalam periode tertentu.

2. Anggaran biaya produksi. Anggaran biaya produksi secara umum mencakup seluruh biaya yang mungkin akan dikeluarkan untuk dapat menghasilkan suatu produk barang atau jasa. Anggaran biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead.

3. Anggaran beban pemasaran. Beban pemasaran adalah pengeluaran yang dikeluarkan untuk memperoleh penjualan.

4. Anggaran beban administrasi dan umum. Pengeluaran ini dikategorikan sebagai pengeluaran kegiatan operasional kantor suatu organisasi.

5. Anggaran biaya penelitian dan pengembangan. Biaya penelitian ini berfungsi untuk membuat inovasi baru dalam hal produk yang dihasilkan. Proses penelitian dan pengembangan pada era sekarang ini diyakini bersama sebagai sesuatu yang penting untuk dilakukan, sebagai sarana untuk melakukan pembaharuan terhadap produk yang dihasilkan.


Secara prinsip proses penyusunan anggaran dibagi menjadi dua bagian, yaitu anggaran yang sudah ditetapkan besarannya baru kemudian pihak teknis mengalokasikan kepada bagian-bagian yang akan mempergunakan (top-down budgeting), yang kedua proses penyusunan anggaran diawali dengan usulan dan pengajuan dari setiap bagian (bottom-up budgeting). Berikut urut-urutan proses penyusunan anggaran yang biasanya dilakukan adalah sebagai berikut.

1. Proses pengorganisasian

Pengorganisasian bertujuan untuk menyamakan persepsi dan mengetahui kebutuhan proporsi anggaran masing-masing bagian. Termasuk di dalamnya terdapat menyusun sistem pengendalian penggunaan anggaran.

2. Pembuatan pedoman.

Pedoman berisi tentang garis besar pelaksanaan anggaran dan panduan penggunaan anggarannya.

3. Pengajuan proposal anggaran.

Proposal anggaran merupakan bentuk pengajuan anggaran dari setiap bagian pengguna anggaran untuk kegiatan operasional masing-masing bagian selama satu periode kepada bagian anggaran.

4. Proses negosiasi

Negosiasi ini bagian anggaran berdiskusi dengan pengusul anggaran membahas proposal anggaran yang diajukan dengan berbagai asumsi dan dibandingkan pula dengan pelaksanaan anggaran periode sebelumnya.

5. Review dan persetujuan.

Tahap selanjutnya adalah proses review, pengalokasian anggaran, dan persetujuan dari pimpinan organisasi untuk anggaran periode tersebut.

6. Revisi anggaran.

Revisi anggaran dimungkinkan untuk dilakukan agar tidak terjadi ketidaksesuaian antara anggaran yang telah disusun dengan keadaan yang terjadi. Secara umum proses revisi anggaran ada yang dilakukan secara periodik, misalnya setiap triwulan, ataupun dilakukan hanya bila terjadi keadaan tertentu yang di luar dari perkiraan sebelumnya.

Post a Comment for "Penyusunan Anggaran dalam Manajemen Perusahaan"

https://www.highrevenuegate.com/rm48sp80?key=80ede93ca6008ab42dbbb3a76c641f12