Aspek dalam Perancangan Suatu Desain Sistem Operasi
Sebuah kegiatan dalam suatu sistem operasi diharapkan dapat berjalan dengan optimal. Oleh karena itu, diperlukan sebuah perancangan atau desain dalam sistem operasi agar tujuan tersebut dapat tercapai. Mendesain sistem operasi termasuk membuat keputusan mengenai apa dan berapa banyak produk atau jasa akan dihasilkan, bagaimana dan di mana akan dihasilkan, dan siapa yang akan menghasilkan. Dalam proses perancangan suatu sistem operasi, maka diperlukan koordinasi antar individu dan stake holder untuk memperoleh evaluasi produk maupun jasa. Desain sistem operasi mencakup rumusan berikut.
1. Apa yang Dihasilkan?
Hal pertama yang harus dilakukan adalah melakukan tahap desain produk, yaitu menentukan produk barang atau jasa yang akan dihasilkan. Ada beberapa perkembangan desain sistem operasional produksi yang baru, yaitu Design for Manufacture (Desain untuk produksi), Computer-Aided-Design (CAD), Computer Aided Manufacturing (CAM), dan Computer Integrated Manufacturing (CIM).
a. Design for Manufacture (DFM)
DFM merupakan salah satu konsep desain sistem operasi dan produksi yang bertujuan untuk mengintegrasikan bagian desain (R&D) dengan bagian produksi sehingga terjalin sebuah kerjasama. Produk yang dihasilkan dari hasil kerjasama antara bagian desain dan produksi diharapkan dapat memiliki kualitas unggulan dan sesuai dengan kebutuhan konsumen.
b. Computer-Aided-design (CAD)
CAD merupakan suatu konsep pengembangan sistem operasi dan produksi dengan bantuan komputer dalam proses perancangan produk. Pada masa sekarang ini, kebanyakan industri sudah menggunakan komputer untuk membantu perancangan produk baik yang terintegrasi langsung dengan produk maupun yang berjalan sendiri.
Contoh penerapan CAD adalah simulasi proses kimia dengan software Aspen HYSYS maupun Aspen PLUS, perancangan bentuk mekanik dengan software AutoCAD, perancangan sistem tenaga listrik dengan software Ecodia, dan sebagainya.
c. Computer-Aided-manufacturing (CAM)
CAM merupakan konsep pemanfaatan komputer untuk merencanakan dan mengendalikan proses produksi. Contoh sederhana dari CAM adalah proses pembuatan benda logam dengan mesin CNC (Computer Numerical Control). Untuk membuat ulir, operator tinggal memasukkan bahan baku ke dalam mesin CNC dan selanjutnya melakukan pemrograman terhadap mesin CNC. Hasil yang didapatkan adalah produk dengan kualitas yang baik sesuai dengan yang diprogramkan. Sekarang ini banyak proses produksi dilakukan dengan bantuan CAM yang terintegrasi dengan sistem-sistem yang lain.
d. Computer Integrated Manufacturing (CIM)
CIM merupakan integrasi atau gabungan antara berbagai proses yang terjadi di industri. Penggabungan CAD dengan CAM, desain, perencanaan, dan pengendalian produksi dikendalikan oleh komputer. Dengan penerapan CIM diharapkan proses yang terjadi di industri dapat ditingkatkan efektivitas dan efisiensinya.
2. Berapa Banyak yang Harus Dihasilkan?
Berapa banyak produk atau jasa yang akan dibuat disebut perencanaan kapasitas, yaitu proses meramalkan permintaaan dan kemudian memutuskan apa saja sumber daya yang diperlukan untuk memenuhi jumlah permintaan tersebut. Proses kompleks dari perencanaan kapasitas antara lain:
a. Memperkirakan permintaan pada masa yang akan datang atau biasa disebut forecasting. Tahap ini juga mempertimbangkan kemungkinan dampak teknologi, persaingan, dan peristiwa lain.
b. Menerjemahkan perkiraan tersebut menjadi kebutuhan kapasitas fisik yang sebenarnya.
c. Membuat beberapa rencana kapasitas alternatif untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
d. Menganalisis dan membandingkan pengaruh ekonomi dari rencana alternatif.
e. Mengenali dan membandingkan risiko dan pengaruh strategis dari rencana alternatif.
Perubahan dapat terjadi pada kapasitas produksi yang telah ditentukan akibat adanya berbagai peristiwa yang tidak dapat diperkirakan, seperti adanya pandemi, penemuan teknologi baru, kebijakan moneter atau fiskal dari suatu negara, atau peristiwa internal industri seperti pemindahan posisi karyawan, pengurangan jumlah karyawan, dan penjadwalan pekerja lembur.
3. Bagaimana Proses Menghasilkan?
Tahapan menyeleksi proses utama dan beberapa alternatif proses yang sudah ditetapkan sebelumnya berdasarkan jenis produk dan kapasitas produksinya. Tahapan seleksi proses dijelaskan dalam empat fase keputusan teknologi berikut ini:
a. Pemilihan Teknologi Utama
Pemilihan teknologi utama berkaitan dengan teknologi proses yang tersedia saat ini untuk menghasilkan produk tersebut. Seorang manajer harus mempertimbangkan teknologi saingan yang dapat menjadi saingan utama produknya maupun teknologi saingan tersebut dapat diterapkan di perusahaannya, serta perlu mempertimbangkan adanya inovasi dari teknologi yang telah ada, dan kemungkinan lisensi yang dibutuhkan dalam penggunaan inovasi teknologi tersebut. Pemilihan Teknologi Tambahan
Setelah terpilihnya teknologi utama dalam proses produksi, terdapat berbagai alternatif proses teknologi tambahan yang tersedia. Proses alternatif ini berhubungan dengan biaya produksi serta kapasitas produksi. Pemilihan teknologi tambahan bertujuan untuk mengurangi biaya produksi namun perusahaan tetap mendapat produk dengan kualitas baik.
b. Pemilihan Komponen Spesifik
Pemilihan komponen spesifik berkaitan dengan tipe peralatan dan tingkat optimasinya (tipe peralatan apa yang harus digunakan, peralatan apa yang diperuntukkan tujuan khusus, peralatan apa yang diperuntukkan tujuan umum.), kemungkinan untuk membuat produk lain dari suatu peralatan, serta sejauh mana kemampuan mesin untuk menggantikan tenaga manusia. Pemilihan ini dapat didekati dengan Computer-aided Design (CAD), Computer-automated Manufacturing (CAM) ataupun Computer-integrated Manufacturing (CIM). Ketiga pendekatan ini menggunakan perangkat lunak untuk mendesain suatu produk dan disertai dengan kemampuan menerjemahkan desain tersebut ke dalam program komputer yang akan mengoperasikan mesin. Sedangkan CIM memiliki kelebihan lain yang dapat menyatukan CAD/CAM, robot, serta perencanaan kebutuhan material untuk mengelola proses produksi.
c. Pemilihan Arus Proses
Pemilihan suatu arus proses menentukan bagaimana suatu produk akan di produksi. Arus proses harus dianalisis melalui gambar dan bagan perakitan, lembar rute, serta bagan arus proses. Hasil analisis ini kemudian akan mengarah pada apakah akan dilakukan penyusunan ulang bagan proses, serta menggabungkan atau menghilangkan suatu proses untuk mencapai efisiensi waktu dan biaya dengan mengurangi penanganan material dan biaya penyimpanan. Pada umumnya, semakin sedikit penyimpanan dan penundaan yang terlibat dalam proses, semakin baik keadaannya
4. Dimana Tempat Untuk Menghasilkan Produk?
Salah satu keputusan desain yang paling penting adalah perencanaan lokasi fasilitas produksi dan tata letak proses dalam pabrik. Keputusan mengenai lokasi fasilitas produksi harus mempertimbangkan kapasitas, biaya produksi, dan biaya distribusi. Lokasi fasilitas haruslah memiliki akses yang mudah serta dekat dengan lokasi bahan baku dan target pasar dari produk. Akses yang mudah akan mengurangi biaya distribusi bahan baku ataupun produk, serta menjaga kualitas bahan baku atau produk agar tidak rusak akibat terlalu lama di perjalanan dan mengurangi biaya produksi akibat penambahan proses untuk perbaikan bahan baku yang rusak saat pengiriman. Sedangkan perencanaan tata letak sendiri meliputi bagaimana cara mengatur ruangan dalam fasilitas fisik yang terdapat dalam lahan pabrik. Ruangan yang harus disediakan menurut beberapa tingkatan keperluan yakni:
a. Fasilitas produktif, seperti lokasi peralatan dalam proses produksi dan tempat kerja karyawan sebagai operator alat-alat produksi.
b. Fasilitas non produktif, seperti lokasi penyimpanan, fasilitas pemeliharaan, dan lain sebagainya.
c. Fasilitas pendukung, seperti ruangan kantor, kantin/kafetaria, fasilitas kesehatan dan olahraga, dan lain sebagainya.
Perlu juga disediakan ruang untuk material dan kapasitas tambahan. Tata letak yang baik meminimalkan penanganan material, memaksimalkan efisiensi pekerja dan peralatan, dan memperhatikan faktor lain, seperti meminimalkan hubungan langsung pekerja dengan bahan berbahaya. Terpenuhinya fasilitas tersebut, maka akan meningkatkan efektivitas dan kenyamanan kerja dari karyawan, yang akan meningkatkan semangat kerja dan kualitas karyawan.
5. Siapa yang Akan Mengerjakan Proses?
Aspek terakhir dalam perancangan suatu sistem proses adalah memikirkan struktur pekerja individual, mengenai siapa yang akan mengerjakan dan bagaimana pekerjaan tersebut dilakukan. Untuk mencapai efisiensi dalam melaksanakan suatu pekerjaan, seorang manajer harus memikirkan mengenai 3 macam isu penting yang menjadi fokus bagi pelaksanaan suatu pekerjaan, antara lain:
a. Keterampilan Pekerja
Masalah yang dihadapi terkait keterampilan pekerja berupa ditemui pekerja yang kurang ataupun tidak memenuhi standar yang telah ditentukan perusahaan. Sehingga perusahaan perlu menyediakan pelatihan di tempat kerja bagi karyawan baru sebelum mereka benar-benar diterima. Masalah lain berupa kurang sesuainya latar belakang pendidikan pelamar dengan tanggungjawab yang dilakukannya saat bekerja. Manajer harus lebih selektif dalam memposisikan karyawan agar tercapainya efisiensi dalam pekerjaan yang akan dilakukan.
b. Keselamatan di Lingkungan Kerja
Keselamatan merupakan suatu hal yang harus disediakan oleh perusahaan kepada karyawannya agar tidak terjadi sesuatu yang akan merugikan bagi kedua belah pihak. Persyaratan kesehatan dan keselamatan ini harus mengikuti kaidah yang telah ditentukan oleh Occupational Safety and Health Act (OSHA) ataupun kaidah-kaidah lainnya. Salah satu masalah yang muncul adalah rasa sakit akibat perkerjaan yang berulang selama satu shift jam kerja (8 jam). Untuk mengurangi rasa sakit tersebut, beberapa perusahaan mulai didorong untuk menggantikan jenis pekerjaan yang berulang ini dengan robot.
c. Kerjasama di Tempat Kerja
Kerjasama di tempat kerja yang baik akan dapat meningkatkan efisiensi suatu pekerjaan. Beberapa sarana yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan rekreasi bersama ke suatu tempat ataupun dengan melakukan rapat/diskusi di luar lingkungan kerja perusahaan. Hal tersebut diharapkan dapat mengurangi ketegangan dan tekanan yang dialami selama berada di tempat kerja, serta menambah keakraban antar karyawan, sehingga tercipta kerjasama yang baik untuk mencapai tujuan perusahaan secara bersama-sama.
Post a Comment for "Aspek dalam Perancangan Suatu Desain Sistem Operasi"