Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
Blogger Jateng

Sejarah Perkembangan Ilmu Tauhid dan Aqidah Islam Selama 6 Masa

 Sejarah Ilmu Tauhid dan Aqidah Islam dimulai dari zaman sebelum nabi Muhammad SAW hingga zaman sesudah bani Abbas.Berikut ini 6 masa perkembangannya.

1. Masa Sebelum Nabi Muhammad SAW 

Munsulnya kepercayaan bahwa Tuhan itu Maha Esa(monotheisme), pendapat bahwa Tuhan itu identik dengan alam (pantheisme),pandangan tidak adanya Tuhan (atheisme).Sejak Nabi Adam a.s telah ada keyakinan dan kepercayaan kepada Allah Yang Maha Esa Sang Pencipta alam ini.Para Nabiyullah sesudah Adam a.s misalnya nabi Nuh,nabi Ibrahim,nabi Ya'qub,nabi Musa,dan lain-lainnya pada prinsipnya menganut aqidah Tauhid yang diantarkan oleh Nabi Adam a.s.Terdapat garis lurus sejak nabi Adam a.s sampai kepada Nabi Muhammad SAW yang memegang sistem kepercayaan atas Tuhan Yang Maha Esa.

2. Masa Nabi Muhammad SAW 

Sebelum kebangkitan Rasulullah Nabi Muhammad SAW bangsa arab pada umunya menganut syirik.Penganut Yahudi yang mengaku mengikuti Nabi Musa dan penganut Nasrani yang mengaku mengikuti Nabi Isa telah menyimpang dari ajaran Rasul-Rasul yang sebenarnya dan terjerembab kepada paham syirik.Dalam keadaan aqidah yang rusak itulah Tuhan mengutus Rasul yang terakhir Nabi Muhammad SAW untuk menjebolkan kebathilan dan menegakkan kebenaran.

3. Masa Khulafaaur Rasyidin

Umat Islam berpegang teguh kepada pangkal aqidah yang diwarisi dari zaman Nabi Muhammad SAW meskipun belum menonjol disebabkan karena kesibukan menghadapi musuh dalam mempertahankan keutuhan persatuan umat.Bacaan dan pemahaman Al-qur'an tanpa mencari ta'wil.Menshifatkan Allah menurut apa yang Allah sihifatkan sendiri sepanjang keterangan Al qur'an.Mensucikan Allah dari segala sifat-sifat yang tidak layak bagi kebesaran dan kesucian-Nya.Jika bertemu ayat-ayat yang mutasyabih,mereka mengimaninya dengan menyerahkan penta'wilannya kepada Allah.

4. Masa Bani Umayyah

Kebebasan berbicara mendorong timbulnya kebebasan mengemukakan argumentasi.Masalah “ Qadar “ yang dulunya dibatasi mulai diungkapkan kembali secara bebas.Timbul golongan qadariah yang disponsori oleh Ma’bad Al-juhainy (wafat th. 80 H) yang mengemukakan thesisnya tentang “ kebebasan berbuat dan memilih tanpa campur tanggan Tuhan dalam perbuatan manusia”.Muncul golongan Jabariah yang disponsori oleh Jaham bin Safwan sebagai anti thesis yang mengemukakan aqidah yang dianutnya bahwa manusia itu serba terpaksa (majbur) dalam segala tindakannya. Pada akhir abad pertama hijriyah, muncul golongan khawarij membentuk suatu mazhab sendiri yang menonjokan pendapat: orang yang mengerjakan dosa besar itu kafir. Sedangkan Hasan Al-Bishri (wafat th.110H) berpendapat bahwa orang yang mengerjakan dosa besar itu adalah fasiq, tidak keluar dari lingkaran mukmin (tidak kafir).

5. Masa Bani Abbas

Salah satu ciri dikembangkannya penerjemahan buku-buku Filsafat Yunani. Metode-metode Filsafat Yunani diterapkan ke dalam Ilmu kalam, misalnya oleh golongan Mu’tazilah Amr bin Ubaid Al-mu’tazili (80-144 H) seorang ulama Mu’tazilah mengarang “Arradu alal qadariyah” dan sebuah lagi kitab tafsir. Hisyam bin Al-Hakam Asy-Syi’i (wafat 140 H), seorang ulama syi’ah yang terkenal menulis sebuah kitab yang menolak paham Mu’tazilah.Abu Hanifah menyusun sebuah kitab berjudul “Al-Alim wal Muta’allim” dan kitab “Fiqhul Akbar” yang mempertahankan aqidah ahlus Sunnah. Asy-Syafi’i juga mengarang kitab "Fiqhul Akbar” yang berhubungan dengan Ilmu Kalam. Khalifah Bani Abbas yang terkenal dengan keterpelajarannya; Al- Mu’tashim, dan Al-Watsiq.

6. Masa Sesudah Bani Abbas

Mazhab Al Asy’ari paling berkembang pesat.Tak ada mazhab lain yang sanggup menyalahi al Asyari kecuali mazhab salafi yang disponsor oleh Imam Ahmad bin Hambal. Pendirian mazhab salaf menentang urusan yang berlebih-lebihan dari pihak-pihak yang mencampur baurkan filsafat dengan Ilmu Kalam atau menentang uasaha-usaha yang memasukan prinsip-prinsip filsafat ke dalam aqidah Islam.Mazhab salafi beriman sebagaimana yang tersebut dalam Al-qur’an dan Hadits tanpa ta’wil-tawilan.Pada permulaan abad ke VII Hijriah, tampil di Damaskus seorang ulama besar bernama Taqiyuddin Ibnu Taimiyah (661-728H) yang membela pendirian salaf (sahabat, tabi’in dan iman-iman mujtahid) dan membantah pendirian-pendirian golongan Asy’ariyah dan lain-lain golongan yang dianggap bid’ah.

Post a Comment for "Sejarah Perkembangan Ilmu Tauhid dan Aqidah Islam Selama 6 Masa"

https://www.highrevenuegate.com/rm48sp80?key=80ede93ca6008ab42dbbb3a76c641f12