Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
Blogger Jateng

Pendekatan dalam Melakukan Apresiasi Karya Seni Rupa

PENDEKATAN DALAM MELAKUKAN APRESIASI KARYA SENI RUPA
Apresiasi seni dalam prosesnya membutuhkan sebuah tahapan yang perlu dilalui untuk memunculkan sikap penghargaan terhadap karya seni. Dalam melakukan apresiasi seni rupa ada beberapa pendekatan
yang dapat dilakukan, yaitu pendekatan analitik, kognitif, aplikatif, kesejarahan, problematik, dan semiotik. Berikut ini adalah uraian mengenai berbagai pendekatan untuk dapat melakukan apresiasi

1. PENDEKATAN ANALITIK
Pendekatan analitik dikembangkan oleh Feldman dan Plummer, pendekatan ini merupakan suatu cara melakukan apresiasi dengan melakukan analisis terhadap sebuah karya seni rupa dilihat dari beberapa sudut pandang dan tahapan yakni sebagai berikut


 1.DESKRIPSI
Deskripsi merupakan kegiatan awal dari apresiasi, yaitu mengenal dan menemukan segala informasi tentang karya yang diapresiasi. Kegiatan ini misalnya adalah melihat identitas senimannya, keterampilan teknik dan bahan yang digunakan, konsep penciptaan, tema yang ditampilkan yang tidak nampak secara kasat mata. Dalam upaya untuk menemukan identitas seniman jika senimannya masih hidup dilakukan dengan wawancara langsung apabila memungkinkan, tetapi apabila seniman sudah meninggal dunia dapat dilakukan studi dokumen selama ia masih hidup dan melakukan wawancara dengan keluarga terdekat dan teman-teman dekatnya. 
Tujuan mendapatkan identitas seniman adalah guna mendapatkan gambaran secara utuh tentang kepribadiannya yang tentunya memengaruhi secara fisik karakter ciptaannya. Selanjutnya untuk mendapatkan informasi tentang teknik dan bahan yang digunakan dapat diamati secara langsung. Jika terdapat hal yang meragukan dapat pula dilakukan observasi langsung ke studio tempat sang seniman bekerja, jika diijinkan mengamati langsung ketika sedang dalam proses mengerjakan karya seninya.

Melihat studio secara langsung sehingga mendapat gambaran lengkap tentang cara kerja sang seniman dan ini menambah nilai objektivitas dalam melakukan analisis karyanya Memang terdapat seniman yang tidak senang diamati ketika sedang dalam proses bekerja dan ini tergantung dari kepribadian tiap seniman. Misalnya Affandi, ketika melukis di depan umum ia tidak peduli dengan orang di sekitar yang
menontonnya. Guna mendapatkan hal-hal yang tidak kasat mata, seperti konsep penciptaan, perlu dilakukan wawancara kepada senimannya atau membaca katalognya jika ada.

Berdasarkan data dan infromasi yang telah didapat kemudian dilanjutkan analisis terhadap karya yang dibuatnya. Kegiatan seperti ini termasuk studi mendalam. Apabila dalam suatu ketika hanya kebetulan datang pada sebuah pameran, ada baiknya jika kegiatan apresiasi ini hanya dilakukan dengan mengamati karya yang dipamerkan. Pada dasarnya karya-karya figuratif tidak terlalu sulit untuk dideskripsikan, namun karya-karya dengan penampilan nonfiguratif memerlukan kecermatan dalam mendeskrisipkan secara kasat mata. Namun yang dapat dilakukan adalah mendeskripsikan kondisi fisik dari unsur-unsurnya, prinsip-prinsipnya namun belum sampai kepada penilaian seperti komposisinya. 

Yang dapat dilakukan pada tahap ini adalah menjelaskan warna yang diaplikasikan dan garis-garis yang
digunakan (jika ada). Kemudian menjelaskan tentang teknik hanya menceritakan bagaimana sapuan kuasnya, bagaimana cara membuat tekstur dan sebagainya. Jika mengatakan teksturnya terlalu kuat maka itu telah sampai kepada evaluasi. Dengan demikian sebenarnya pada tahap deskripsi menurut Feldman ada dua hal yang dikerjakan yaitu pertama mendapatkan temuan terhadap apa yang dapat dilihat dalam sebuah karya, kedua deskripsi teknis yakni uraian bagaimana karya tersebut dibuat.


 2.ANALISIS
Analisis yang dilakukan adalah menemukan kualitas estetik unsur-unsur yang digunakan, hubungan-hubungan antar unsur yang disusun dan kesesuaian konsep dengan ungkapan visualnya. Bagaimana kualitas garis, bentuk, warna dan tekstur serta bagaimana unsur-unsur tersebut disusun hingga menjadi suatu susunan kesatuan yang harmonis. Dalam hal ini apresiator sudah masuk dan merujuk pada persepsi estetik.
Persepsi estetik secara prinsip terbagi menjadi dua domain utama yang perlu dipahami dan dilatih sedemikian rupa sehingga mampu merasakan nilai-nilai estetika pada sebuah karya seni rupa, yaitu unsur-unsur seni rupa dan prinsip pengorganisasian unsur seni rupa. Belajar mengenai unsurunsur seni rupa yang paling mendasar adalah unsur garis, ruang, bentuk, warna, dan tekstur. 
Sedangkan belajar mengenai prinsip pengorganisasian unsur seni rupa meliputi cara pengolahannya sehingga menimbulkan nilai estetik pada karya seni, yaitu mengarahkan perhatian: pengulangan, selang-seling, rangkaian, transisi, gradasi, irama, dan radiasi; prinsip memusatkan: konsentrasi, kontras, dan penekanan; serta prinsip menyatukan: proporsi, keseimbangan, harmoni, kesatuan, ekonomi, dan hubungan dengan lingkungan.


3.INTERPRETASI
Untuk melakukan interpretasi hal yang perlu diungkap adalah tentang ‘makna’ yang terkandung dalam sebuah karya seni. Dalam hal ini ada dua hal yaitu makna fisik (fisikoplastis) dan makna yang ada di balik penampilan fisik tersebut (ideoplastis) sebagai hal yang sulit jika tidak dapat data yang lengkap.
Dalam upaya untuk mengungkap makna dalam sebuah karya seni, pemaknaan fisik dapat dilakukan dengan mengandalkan indra, dalam hal ini terkait erat dengan penglihatan.
Pemaknaan secara fisik pada karya lukis misalnya, dapat dilihat dari gaya yang digunakan si seniman dan juga pengaruh yang ada dalam karya serta bagaimana seniman tersebut menyusun image-image-nya. Sedangkan makna ideoplastis secara prinsip merujuk pada tingkat nilai-nilai dan pesan yang ingin disampaikan oleh seniman, misalnya adalah menganalisis judul dari sebuah lukisan, dari judul tersebut
apabila didalami secara kritis akan dapat diarahkan pada latar belakang seniman, kesukaan seniman, penghayatan terhadap sesuatu hal yang dilukis seniman, dan lain sebagainya. Interpretasi pada hakikatnya adalah proses pemaknaan yang terkandung dalam sebuah karya seni secara mendalam dengan melibatkan panca indra dan pikiran.


4. JUDGMENT/KESIMPULAN/EVALUASI
Menurut Feldman judgement tidak dapat dilakukan jika belum sampai kepada interpreatasi tentang karya yang dianalisis. Judgement merupakan suatu kegiatan dalam menentukan tingkat nilai baik dan buruk sebuah karya seni. Untuk melakukan hal tersebut informasi dari kegiatan sebelumnya sangat diperlukan. Menurut Feldman ada dua hal yang penting dalam menentukan kualitas karya seni yaitu tujuan seniman dalam membuat karya dan keberhasilannya dalam mencapai tujuan tersebut sehingga yang menentukan adalah aspek teknik dalam mengungkapkan gagasannya secara estetik, perbandingan secara historis dengan seni yang sejenis, dan keaslian atau originalitas.

1 comment for "Pendekatan dalam Melakukan Apresiasi Karya Seni Rupa "

  1. ternyata perlu pendalaman yang menyeluruh yang untuk menikmati karya seni

    ReplyDelete
https://www.highrevenuegate.com/rm48sp80?key=80ede93ca6008ab42dbbb3a76c641f12